
Makassar,IniSulsel.com– Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kora Makassar melaunching hasil survey internal terkait kandidat yang akan maju di Pemilihan Wali Kota Makassar (Pilwalkot) 2020 mendatang. Survey tersebut telah dilaksanakan sejak 5-12 November lalu menggunakan 400 resonden dari 15 kecamatan.
Pengambilan data dilakukan secara langsung yakni melalui tatap muka dengan syarat responden berusai 17 tahun keatas atau telah menikah.
Hasil survey popularitas juga masih dibintangi oleh Danny Pomanto, yakni 85,8 persen, disusul lagi oleh mantan wakilnya Deng Ical dengan persentase 77.3 persen, selanjutnya oleh Munafri Arifuddin 61.8 persen.
Pun mengenai tingkat keterpilihan atau elektabilitas, menunjukkan bahwa ketiga kandidat tersebut masih top di kalangan masyarakat. Keyakinan responden untuk tidak berubah pilihan pun mencapai angka 41 persen. Dimana keyakinan terhadap DP untuk menjadi wali kita mencapai 48 persen, Syamsu Rizal 24.8 persen, dan Appi 17.1 persen.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD PKS, Anwar Farouq menganggap hasil survey yang memunculkan tiga kandidat tersebut sangat wajar. Pasalnya ketiganya memang telah berpengalaman di dunia politik, percaturan politikpun sudah lama digandrungi sehingga sosoknya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.
“Mereka kan orang politik semua, berpengalaman jadi jelas kalau pesonanya masih bertahan di masyarakat. Kalau Appi meskipun bukan kader partai tapi ia cukup dikenal ketika Pilwalkot tahun kemarin,” ucapnya di Ruang Fraksi PKS, Selasa (3/11).
Mengenai usungan PKS Pilwalkot lalu yang jatuh di tangan paslon Appi-Cicu, untuk tahun ini, Anwar Farouq belum bisa memperjelas. Pasalnya tahapan masih sementara berlangsung, kandidat yang akan direkomendasikan belum megerucut ke siapapun.
Namun ia menjelaskan, survey tersebut menjadi salah satu indikator, namun sifatnya tidak mengikat atau sebagai penentu utama. Bisa saja kandidat tersebut memiliki popuaritas dan elektabilitas tinggi, namun tidak diusung. Legislator Makassar tesebut menyebutkan masih ada penilaian lain yang menjadi pertimbangan, misalnya hasil fit dan propert test dan juga kesesuaian visi misi kandidat dengan partai keumatan tersebut.
“Survey jadi alat bantu saja. Namun ada juga pertimbangan seperti seberapa jauh bisa bekerjasama dengan kita, visi misinya, dan yang terpenting memberikan kontribusi bagi partai dan tentunya mensejahterahkan masyarakat,” jelasnya.